let's be the greeners!

Pekanbaru 8 SHS loves ENVIRONMENT!

Senin, 31 Oktober 2011

Artikel LH : Hemat Listrik Atasi Pemanasan Global

seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, listrik sudah menjadi bagian dari kebutuhan utama umat manusia. sayangnya, pemakaian listrik yang berlebihan dapat memicu pemanasan global. lantas, bagaimana cara mengatasinya?

Apakah anda sering mengalami pemadaman listrik, baik dirumah maupun di tempat kerja? Selain mengomel, apa yang Anda lakukan menghadapi hal tersebut? Kebanyakan dari kita masih belum sadar betapa pentingnya penghematan listrik untuk mencegah krisis energi. Fakta yang ada saat ini adalah permintaan listrik kian meningkat dan boros, sementara kapasitas pembangkit listrik terbatas. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya pemadaman.


Ironisnya, saat ini masih sekitar 45% penduduk Indonesia yang belum dapat menikmati listrik, Kelompok yang memiliki akses listrik, justru melakukan gaya hidup boros tanpa menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang terbatas dan slayaknya dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Hampir 40% emisi karbon dihasilkan oleh sektor ketenagalistrikan. Semakin tinggi konsumsi listrik, maka semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, karena 60% menggunakan bahan bakar fosil. Sementara pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya suhu bumi secara global.

Kita, sebagai bagian dari masyarakat, punya peran yang sangat besar dalam mengatasi krisis listrik yang mengacu pada pemanasan global, karena masyarakat adalah konsumen listrik terbesar. Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis listrik ini, dimulai dari langkah-langkah sederhana. Tampaknya memang sepele, namun apabila dilakukan oleh jutaan orang penduduk Indonesia, maka hasil yang ditimbulkan akan dahsyat!

Banyak hal yang sering kita lakukan, tanpa disadari, merupakan tindakan penghematan listrik. Mematikan lampu jika sudah tidak diperlukan misalnya. Tetapi ada juga hal-hal yang tanpa kita sadari merupakan kegiatan pemborosan listrik, misalnya lupa mematikan TV semalaman ketika menonton film atau sepakbola. Langkah-langkah penghematan listrik jika dikakukan secara sistematis, terencana, dan didukung oleh kebijakan pemerintah dapat menghemat jutaan volt listrik.

Sesungguhnya, menghemat penggunaan listrik dapat dimulai dari rumah sendiri. Tidaklah sulit untuk melakukannya. Yang diperlukan hanyalah menumbuhkan sikap dan perilaku hemat listrik di tengah-tengah keluarga, diantaranya:

  1. Gunakan daya tersambung listrik yang sesuai dengan kebutuhan listrik sehari-hari.
  2. Pergunakan peralatan rumah tangga, khususnya peralatan elektronik yang tepat dan sesuai kebutuhan.
  3. Budayakan kebiasaan hemat listrik sebagai perilaku sehari-hari seluruh anggota keluarga, misalnya:
    • Menyalakan/mengunakan peralatan listrik pada saat diperlukan saja.
    • Menggunakan peralatan listrik secara bergantian.
Efek lain dari hemat listrik adalah bumi semakin hijau: produksi CO2 semakin sedikit, eksploitasi BBM dan bahan bakar lain menurun, serta beban kerja hutan menjadi lebih ringan. Jadi tunggu apalagi, mulailah dari diri sendiri bila Anda memang peduli akan kelestarian bumi tercinta bagi anak-cucu kita di masa yang akan datang.

source: BetterHealth

Minggu, 23 Oktober 2011

Hazard K3LH : Dokter Anak (Dr. Afriyan Wahyudhi, SpA, M. Kes)

Lokasi pekerjaan : Eka Hospital Pekanbaru



Hazard Dokter Anak

1.       Analisa Risiko
Daftar kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya pekerjaan

Hazard & Kemungkinan yg terjadi
Risiko
Konsekuensi
Faktor fisik
·         Ruang periksa yang sempit
·         Tata letak barang yang terlalu padat
·         Suhu udara yang terlalu dingin

·         Ruang gerak terbatas
·         Tubuh mudah kedinginan

·         Mudah lelah
·         Kulit menjadi kering
Faktor Biologis
·         Virus
·         Bakteri

·         Terinfeksi virus atau bakteri dari pasien

·         Kondisi badan menjadi tidak sehat
Faktor ergonomic
  •         Kaki tertekuk di depan meja computer
  •         Sandaran kursi yang kurang nyaman


·         Pegal-pegal

·         Gerak tidak leluasa
·         Mudah lelah
·         Leher menjadi pegal
Faktor Psikososial
·         Kritik dari pasien apabila kurang cocok memberi obat

·         Stress

·         Pusing
·         Beban pikiran


2.       Bentuk analisa semikualitatif

Tingkat Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang Terjadi
(1)
Kurang mungkin terjadi (2)
Mungkin terjadi
(3)
Sangat Mungkin terjadi (4)
Hampir Pasti terjadi
(5)
(1)
Tidak ada pengaruh
(2)
Pengaruh sangat ringan
Kritik pasien apabila kurang cocok memberi obat (4)

Kaki pegal karena terus tertekuk (10)
(3)
Pengaruh ringan
Dokter mengalami cepat lelah (9)
.
(4)
Pengaruh serius
Dokter terinfeksi virus atau bakteri dari pasien (16)
Dokter mengalami kerusakan mata akibat terlalu sering berhadapan dengan monitor computer (20)
(5)
Pengaruh fatal


3.       Evaluasi Risiko
Dari tabel analisa semikualitatif ditentukan prioritas risiko sebagai berikut:
NO.
HAZARD
SCORE
TAFSIRAN
1.
Kaki dokter mengalami pegal-pegal karena terus tertekuk

10
·         Hampir pasti terjadi
·         Pengaruh sangat ringan
2.
Kritik dari pasien apabila dokter salah menganalisa penyakit

4
·         Kurang mungkin terjadi
·         Pengaruh sangat ringan
3.
Dokter mengalami cepat lelah

9
·         Mungkin terjadi
·         Pengaruh Ringan
4.
Dokter mengalami kerusakan mata akibat terlalu sering berhadapan dengan monitor computer

20
·         Hampir pasti terjadi
·         Pengaruh serius
5.
Dokter terinfeksi virus atau bakteri dari pasien

16
·         Sangat mungkin terjadi
·         Pengaruh serius


4.       Pengendalian Risiko

NO.
HAZARD
PENGENDALIAN
1.
Kaki pegal karena terus ditekuk
Mengganti meja dengan yang lebih nyaman
2.
Kritik dari pasien apabila dokter salah menganalisa penyakit
Meningkatkan ketelitian dalam menganalisis penyakit pasien
3.
Dokter mengalami cepat lelah
Memperluas tempat praktek
4.
Dokter mengalami kerusakan mata akibat terlalu sering berhadapan dengan monitor computer
Mengurangi aktivitas di depan monitor computer; apabila sudah terlanjur, segera menggunakan kacamata
5.
Dokter terinfeksi virus atau bakteri dari pasien
Meningkatkan system imun tubuh

Sabtu, 22 Oktober 2011

Artikel : Cuci Tangan Cegah Infeksi Nosokomial

Cuci tangan sudah dikenal sebagai cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran infeksi sejak tahun 1840. Dr. Ignaz Semmelweis yang bertugas sebagai asisten di bangsal kebidanan rumah sakit di Wina, Austria, mengamati bahwa angka kematian di bangsal bersalin yang dikelola oleh dokter lebih tinggi daripada yang dikelola para bidan. Dari observasi yang dilakukannya, didapati bahwa para mahasiswa kedokteran tidak mencuci tangan setelah pelajaran otopsi (bedah mayat), melainkan langsung menuju bangsal bersalin. Sangat besar kemungkinannya bahwa tangan para mahasiswa tersebut membawa kuman.

Kuman paling mudah berpindah melalui tangan, oleh karena itu kebersihan tangan maupun kulit sangat penting dijaga. Menjaga kebersihan tangan dan kulit, berarti membantu diri dari lingkungan terhindar dari infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah penyebaran atau penularan penyakit saat seseorang dirawat di rumah sakit.

Kelihatannya sepele, namun cuci tangan merupakan cara ampuh untuk mencegah penyebaran penyakit. Tidak hanya yang sakit, mereka yang sehat dan para ahli kesehatan pun harus menyadari pentingnya menjaga kebersihan tangan dan kulit dengan cara rajin cuci tangan.

source: Betterhealth. Agustus - Oktober 2011